1.
Manfaat penggunaan computer di SI
Penggunaan komputer sebagai alat
pembelajaran dikenali sebagai CBE (Computer Based Education). Menurut pendapat
Robert Taylor, peranan komputer dalam pendidikan dibagi menjadi 3 bagian yaitu
TUTOR, TOOL dan TUTEE. Sebagai TUTOR, komputer berperanan sebagai pengajar
melalui pendekatan pengajaran berbantukan komputer. Sebagai TOOL, komputer
menjadi alat untuk memudahkan proses pengajaran dan pembelajaran seperti
konteks pengajaran berintergrasikan komputer. Komputer juga dugunakan untuk
melakukan pengolahan data proses pembelajaran, seperti pengolahan data nilai
siswa, penjadwalan, beasiswa, dan sebagainya. Sebagai TUTEE komputer berperanan
sebagai alat yang diajar, dan bisa melakukan Tanya jawab atau dialog dengan komputer
yang biasa disebut dengan CAI (Computer Assist Instruction).
Misal, komputer memberi kemudahan
dalam mencari dan menghasilkan bahan-bahan pembelajaran yaitu dengan adanya
perpustakaan elektronik (e-library) atau buku elektronik (e-book). Dengan
adanya Internet kita bisa mencari koleksi perpustakaan berupa buku-buku, modul,
jurnal, paper, majalah, surat kabar, dan sebagainya. Bahkan kita juga bisa
melakukan pembelajaran jarak jauh melalui internet yang dikenal dengan
elektronic learning (e-learning). Bahkan saat ini di beberapa negera telah
menerapkan pembelajarannya lewat internet atau semacam universitas terbuka.
Kita bisa belajar lewat buku-buku atau modul yang disajikan secara menarik dan
selain bentuk teks dan gambar juga bisa audio-visual yang diberikan lewat
internet, atau bahkan secara video conference (teleconference).
2.
Pengertian system management public
adalah:
Manajemen Sistem Informasi Publik (MSIP) adalah sistem yang didisain
untuk kebutuhan manajemen dalam upaya mendukung fungsi-fungsi dan aktivitas
manajemen pada suatu organisasi publik. Jenis data dan fungsi-fungsi operasi
disesuaikan dengan kebutuhan manajemen.
3.
Tahapan-tahapan dalam pengambilan keputusan management public:
1. Identifikasi permasalahan yang dihadapi
Ada ungkapan
yang mengatakan bahwa suatu “permasalahan yang sudah dikenali hakikatnya dengan
tepat sesungguhnya sudah separo terpecahkan.” Ungkapan ini mempunyai tiga
implikasi, yaitu:
a). Bahwa mutlak perlu mengenali secara
mendasar situasi problematik yang menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan
organisasi atau perusahaan.
b). Pengenalan secara mendasar berarti
“akar” penyebab timbulnya ketidakseimbangan harus digali sedalam-dalamnya.
c). Mengambil keputusan tidak boleh puas
hanya dengan diagnosis gejala-gejala yang segera tampak. Jika hanya gejala yang
diidentifikasikan, sangat mungkin “terapinya” pun hanya mampu menghilangkan
gejala tersebut. Padahal yang harus dihilangkan adalah “sumber penyakitnya”.
2. Pengumpulan data
Berangkat dari
pandangan bahwa pengambilan keputusan memerlukan dukungan informasi yang
lengkap, mutakhir, dapat dipercaya, dan diolah dengan baik. Berarti bahwa dalam
pengumpulan data ada tiga hal yang mutlak mendapat perhatian, yaitu:
a). Pentingnya menggali data dari semua
sumber yang layak digali, baik secara internal maupun secara eksternal. Dari
segi inilah harus dilihat pentingnya akses bagi para pengolah data terhadap
semua sumber data.
b). Pentingnya untuk menjamin bahwa data
yang dikumpulkan relevan dengan permasalahan yang hendak diatasi.
c). Bahwa mutu data yang dikumpulkan
haruslah setinggi mungkin sehingga informasi yang dihasilkan akan bermutu
tinggi pula.
3. Analisis data
Analisis data
harus mampu menunjukkan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh untuk
memecahkan masalah. Oleh karena itu, analisis data diarahkan pada pembentukan
persepsi yang sama diantara berbagai pihak tentang arti data yang dimiliki,
dengan demikian memberikan interpretasi yang sama tentang data tersebut.
4. Analisis berbagai alternatif
Salah satu
tantangan yang dihadapi dalam mengambil keputusan ialah menemukan jawaban yang
paling tepat terhadap pertanyaan: Apakah dalam mengambil keputusan harus selalu
terdapat berbagai alternatif? Pertanyaan ini penting karena jika seorang
pengambil keputusan dihadapkan kepada hanya satu alternatif dan ia memutuskan
untuk menggunakan alternatif tersebut, yang bersangkutan sudah mengambil
keputusan. Bahkan teori pengambilan keputusan mengatakan bahwa jika seseorang
memutuskan untuk tidak mengambil keputusan, tindakannya itu adalah pengambilan
keputusan juga.
5. Pemilihan alternatif
Jika dilakukan
dengan cermat, analisis berbagai alternatif akan “memberi petunjuk” tentang
alternatif yang sebaiknya digunakan karena akan membuahkan solusi yang paling
efektif. Alternatif di pilih dengan demikian, merupakan alternatif yang
tampaknya paling baik. Pengalaman mengambil keputusan di masa lalu dan
keyakinan bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik.
6. Implementasi (pelaksanaan)
Apakah
alternatif yang dipilih merupakan pilihan yang terbaik atau tidak diuji pada
waktu digunakan dalam arti mampu tidaknya menghilangkan situasi permasalahan
dan apakah permasalahan yang dihadapi tersebut dapat dipecahkan secara efektif
atau tidak.
7. Evaluasi (penilaian)
Hasil
pelaksanaan memerlukan penilaian yang objektif, rasional dan berdasarkan tolok
ukur yang baku. Seperti dimaklumi, hasil penilaian dapat menunjukkan bahwa
hasil yang di capai melampaui harapan, sekedar sesuia dengan sasaran atau
kurang dari sasaran. Kesemuanya itu menjadi bahan penting dalam mengelola
organisasi atau perusahaan di masa depan.
Sumber: http://rachmadaplikom.blogspot.com/
http://arihendra.tumblr.com/post/11318314910/manajemen-sistem-informasi-publik-msip
http://alanmn.wordpress.com/2009/10/17/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar